BRALING.CO, PURBALINGGA – Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja Purbaligga terus beradaptasi dengan zaman. Salah satunya melalui program Belajar Bersama di Museum.
Program ini diharapkan mampu mendukung metamorfosa Museum Soegarda Poerbakawatja sebagai ruang yang lebih lebih interaktif.
Program Belajar Bersama di Museum digelar dalam bentuk kelas berbasis kreativitas, di tahun 2022.
Yakni, Kelas Membatik, Kelas Bermain Musik Tradisi Calung dan Kelas Melukis. Semuanya digelar di area Museum Soegarda Poerbakawatja.
Kabid Pembinaan Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Purbalingga, Wasis Andri Wibowo, S.Pd menjelaskan, program ini dilaksanakan untuk memfasilitas penerapan Kurikulum Merdeka.
“Sekaligus untuk mewujudkan visi museum sebagai sumber informasi kebudayaan di Kabupaten Purbalingga,” kata Wasis.
Hasil karya dari masing-masing kelas akan dipajang dan menjadi koleksi di museum Purbalingga ini.
Misalnya, sudah ada 10 karya lukisan tas kain terbaik dari Kelas Melukis, yang telah dipajang di salah satu sudut museum.
Program Kreatif di Museum.
Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja menggelar Kelas Melukis dengan medium tas kanvas. Yang mana, pesertanya adalah siswa SMP.
Peserta kelas melukis dengan tema Museum Soegarda, mulai dari sosok Soegarda itu sendiri hingga bentuk koleksi museum.
Budhi Sugarda, putra Prof. Dr. R. Soegarda yang sempat hadir dalam sesi Kelas Melukis, terharu dengan lukisan ayahnya yang ada di tas kanvas.
Sementara dalam Kelas Bermain Musik Tradisi Calung, peserta belajar membuat instrument khusus untuk Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja.
Pembelajaran bersama pelaku musik tradisi di Purbalingga ini digelar di dalam museum.
Membuat Motif Batik Naga Tapa.
Selain itu, Kelas Membatik telah digelar di Senin 5 Desember 2022 di Museum Soegarda Poerbakawatja.
Dalam kelas ini, pengelola museum mengundang para pebatik di Purbalingga untuk memproduksi duplikasi batik motif Naga Tapa.
Motif Naga Tapa adalah salah satu motif langka. Dulu, motif ini hanya dikenakan oleh pegawai pemerintahan di era Bupati Purbalingga IX, Aryo Sugondo.
“Selama ini tidak mudah menemukan batik motif Naga Tapa seperti dalam koleksi buatan 1940-an ini di kalangan umum”, kata kurator Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja, Anita.
Be the first to write a comment.