BRALING.CO, PURWOKERTO – Buku antologi cerpen “Penjaga Subuh” mampu menyajikan dengan menawan berbagai kisah kesederhanaan dan kejujuran kehidupan masyarakat di perdesaan.
“Gagasannya simpel, tapi ada kedalaman, terutama di ending yang mengejutkan. Sebagian besar kuat di bagian resolusi,” kata Ambita Dhyaningrum, dosen Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya (FIB) di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.
“Ada juga imajinasi yang gila seperti di cerpen yang bercerita seorang penulis muda yang ingin mencuri isi otak penulis senior,” kata Ambita menambahkan.
Buku antologi cerpen “Penjaga Subuh” karya Ryan rachman diluncurkan dan dibedah di Gedung Bambang Lelono Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unsoed Purwokerto, Jumat 2 Desember 2022.
Pusat Penelitian Kebudayaan dan Pariwisata (Puslitbudpar) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unsoed Purwokerto menggelar peluncuran buku itu bekerjasama dengan SIP Publishing.
Sebagai pembedah buku, Ambita menjelaskan, secara garis besar, cerpen tersebut mencerminkan kesederhanaan, kejujuran dan keikhlasan dalam menangkap ide di sekitar ala Ryan Rachman.
Ambita menyebut, latar belakang Ryan sebagai penulis sekaligus jurnalis turut memperkuat karya yang tampil dalam buku tersebut.
Walau begitu, menurut Ambita, setidaknya ada dua cerita pendek yang kurang mampu menyajikan kisah yang epik. Ending cerita yang datar dan multitafsir serta adanya tata bahasa yang kurang tepat.

Cerita Kehidupan di Desa.
Ryan Rachman yang juga alumnus Sastra Inggris FIB Unsoed Purwokerto ini mengatakan, ada 21 cerpen yang termaktub dalam buku tersebut.
Seluruh cerpen di buku antologi itu pernah dimuat di media massa. Karena itu, telah mengalami kurasi dari redaktur sastra.
Sementara ide cerita bersumber dari pengalaman personal dan kondisi sosial di sekitar penulis. “Berangkat dari kegelisahan di desa tempat saya tinggal di Purbalingga,” kata Ryan.
“Ada tentang penyadap nira, kuli harian, pemain ebeg, buruh pabrik bulu mata palsu dan mitos. Banyak problem dari mereka yang bisa diangkat. Tema yang lain, banyak dari pengalaman pribadi,” kata Ryan.
Ketua Puslitbudpar LPPM Unsoed, Imam Suhardi berkata, agenda peluncuran dan bedah buku ialah program Puslitbudpar untuk mengembangkan sastra di Banyumas Raya.
Be the first to write a comment.