BRALING.COM, PURBALINGGA – Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Ahmad Sabiq menilai penolakan pemutaran film “Pulau Buru Tanah Air Beta” di Festival Film Purbalingga 2016 tidak lepas karena fenomena spectrophobia.

Menurut Sabiq yang batal menjadi pemateri diskusi pemutara film di FFP 2016 ini berkata, selama ini di tengah masyarakat telah ditanamkan rasa khawatir dan rasa takut berlebihan terhadap berbagai ajaran.

“Bisa mengambil subyek komunisme, radikalisme agama, dan lain-lain. Intinya dengan kekhawatiran-kekhawatiran tersebut, masyarakat tetap dalam kendali penuh penguasa,” kata dosen jurusan Ilmu Politik Unsoed ini.

Baca: Film Pulau Buru Tanah Air Beta Gagal Diputar di Festival Film Purbalingga 2016

Ia mengemukakan, gejala ini bisa dipahami karena sejak zaman orde baru sudah terjadi hal tersebut. Karena itu, ia mengemukakan kekhawatiran tersebut harusnya bisa dikikis dengan melakukan edukasi kepada masyarakat secara luas.

Masyarakat perlu mendapatkan edukasi agar tidak mudah mengalami spectrophobia. “Harus bisa menghadapi ketakutan-ketakutan yang sebetulnya tak perlu,” jelasnya.

Sabiq menyarankan kepada para pihak yang phobia dengan fenomena seperti yang terjadi di Purbalingga saat ini untuk lebih membuka wawasan lebih luas. “Bacalah buku-bukunya dulu sebelum memberikan penilaian. Tonton filmnya dulu lah sebelum memberikan tanggapan,” kata dia.

Baca: Kenapa Film Pulau Buru Tanah Air Beta Ditolak Di Purbalingga?

Sementara itu, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Purwokerto, Aris Andrianto berkata bahwa ketakutan terhadap film hanya mempertontonkan kebodohan dan kemiskinan nalar. “Mereka tidak sepakat tapi tidak pernah melihat, dan juga melarang (memutar film),” kata Aris

“Mereka ditawari juga film karya pelajar yang punya tema sama, juga tidak ditonton secara tuntas. Ditinggal satu pemutaran, tidak jelas alasannya apa,” kata Aris kepada Braling.com di sela-sela aksi penolakan pemutaran film  oleh Aliansi Pemuda Pecinta Pancasila.

Seperti halnya Ahmad Sabiq, Aris juga menilai jika mereka tidak sepakat harusnya nonton dulu, mana yang tidak sepakat, setelah itu didiskusikan.

BANGKIT WISMO